Rabu, 28 Desember 2011

MENGAPA ORANG KAYA SUKAR MASUK SORGA.........??????

YAKOBUS 5:1-6
 
Yak 5:1-6 - “(1) Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! (2) Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (3) Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. (4) Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. (5) Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. (6) Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu”.

Bagian ini jelas sekali menyerang orang-orang kaya. Tetapi perlu diingat bahwa Kitab Suci tidak menyerang semua orang kaya. Dalam Luk 16:19-31 memang dikatakan bahwa Lazarus yang miskinlah yang masuk ke surga, sedangkan orang kayanya masuk ke neraka (itupun karena Lazarusnya beriman dan orang kayanya tidak). Tetapi juga dikatakan dalam bagian itu bahwa di surga juga ada Abraham yang juga adalah orang kaya.

Jadi, kalau saudara adalah orang kaya, jangan cepat-cepat ter­singgung pada waktu mendengar / membaca / mempelajari bagian ini. Tetapi sebaliknya, juga jangan cepat-cepat mengabaikan bagian ini dan beranggapan bahwa bagian ini tidak menyerang saudara.
Dalam bagian ini Yakobus mengecam dosa-dosa tertentu dari orang-orang kaya pada saat itu, dan kalau dosa-dosa itu ada pada sauda­ra, maka saudara termasuk orang yang dikecam / diserang oleh Yakobus!

Bible Knowledge Commentary: “The rich people, so often the object of envy, were the object of James’ scorn and condemnation” (= Orang-orang kaya, yang begitu sering merupakan obyek dari iri hati, adalah obyek dari cemoohan dan kecaman dari Yakobus).

The Biblical Illustrator (New Testament): “The three most important things about a man’s wealth are these: How it was obtained; how it was enjoyed; how it is used” (= Tiga hal terpenting tentang kekayaan seseorang adalah: Bagaimana mendapatkannya; bagaimana menikmatinya; bagaimana menggunakannya).

I) Dosa-dosa orang-orang kaya itu.
1)   Mengumpulkan harta pada hari-hari terakhir.
Ay 3: “Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir”.

a)   Yang dimaksud dengan ‘mengumpulkan harta / uang’ di sini tidak sama dengan bekerja mencari nafkah! Kitab Suci meng­haruskan kita bekerja untuk mencari nafkah.
2Tes 3:10 - “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.
Kej 3:17-19 - “(17) Lalu firmanNya kepada manusia itu: ‘Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.’”.

Dan karena itu, bekerja mencari nafkah jelas bukan dosa, bahkan merupakan sesuatu yang harus dilakukan. bukanlah dosa. Bahkan kalau kita bekerja untuk mengumpulkan uang untuk tujuan tertentu (yang bisa dipertanggung-jawabkan), seperti ingin membeli rumah dsb, itu tentu tidak bisa disalahkan! Yang dikecam oleh Yakobus di sini adalah orang yang mengum­pulkan harta / uang, demi harta itu sendiri. Jadi harta adalah tujuan akhir dari orang itu. Ini adalah cinta uang / harta dan ini adalah dosa.

1Tim 6:10 - “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.

Mat 6:19-21 - “(19) ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”.
Amsal 23:4 - “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini”.

b)  Yang dimaksud dengan harta belum tentu berbentuk uang.
Ay 2-3: “(2) Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (3) Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir”.

Dalam ay 2-3 ada kata ‘busuk’ yang jelas menunjuk pada makanan (gandum, jagung); juga disebut tentang ‘pakaian’ karena pada saat itu harta memang sering ada dalam bentuk pakaian; dan juga disebutkan tentang ‘emas dan perak’. Karena itu kalau saudara tidak menimbun uang, tetapi menim­bun mobil, rumah / tanah, permata / perhiasan, dsb, maka itu termasuk menimbun harta juga!

c). Orang-orang kaya itu mengumpulkan uang pada hari-hari terakhir.
Ay 3: ‘hari-hari yang sedang berakhir’. Ini salah terjemahan.
NIV/NASB: in the last days (= pada hari-hari terakhir).
Sebetulnya hari-hari terakhir adalah saat dimana manusia harus lebih mendekat kepada Tuhan, bersiap sedia menghadapi kedatangan Kristus yang keduakalinya, menyucikan dirinya, melayani Tuhan, belajar Firman Tuhan, berdoa dan sebagainya.

Ibr 10:24-25 - “(24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
Tetapi orang-orang kaya ini justru menimbun harta untuk dirinya sendiri pada hari-hari terakhir!

2)   Menahan upah buruh (ay 4).
Ay 4: “Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu”.  

Bdk. Ul 24:14-15 - “(14) Janganlah engkau memeras pekerja harian yang miskin dan menderita, baik ia saudaramu maupun seorang asing yang ada di negerimu, di dalam tempatmu. (15) Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam; ia mengharapkannya, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada TUHAN mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu”.

Dalam Ul 24:14-15 terdapat:
a)   Larangan memeras buruh / pekerja.
b)   Perintah untuk membayar upah buruh tepat pada waktunya, karena sebagai orang miskin ia mengharapkan dan membutuhkan uang itu.
Tetapi orang-orang kaya ini tidak mempedulikan hukum Tuhan, dan mereka menahan upah buruh. Ada penafsir yang mengatakan bahwa kata ‘menahan upah’ di sini bukan sekedar terlambat memberi upah, tetapi tidak memberi / membayar upah buruh itu (The Bible Exposition Commentary: New Testament).

Bdk. Yer 22:13 - “Celakalah dia yang membangun istananya berdasarkan ketidakadilan dan anjungnya berdasarkan kelaliman, yang mempekerjakan sesamanya dengan cuma-cuma dan tidak memberikan upahnya kepadanya”.

Jadi, dalam usaha mereka untuk menjadi lebih kaya, mereka tidak segan-segan menindas dan merugikan orang lain / buruh mereka. Mereka berusaha mendapatkan harta dengan cara yang tidak adil dan tidak halal.
Penerapan:
1.   Apakah saudara sering terlambat membayar gaji pegawai / pembantu saudara? Dan apakah saudara memperhitungkan bahwa dengan gaji itu pegawai saudara itu bisa hidup layak? Jangan hanya memperhatikan standard gaji, tetapi perhatikan juga hukum kasih kepada sesama manusia!
2.   Apakah dalam usaha saudara untuk menjadi lebih kaya, sauda­ra sering merugikan orang lain? Apakah dalam berdagang saudara berusaha menghancurkan saingan saudara?

Sebetulnya, berdasarkan Yak 4:17, orang kaya yang tidak menolong orang miskin / menderita, sudah dianggap berdosa. Apalagi mereka yang bukan hanya tidak menolong, tetapi bahkan menindas! Sebaliknya dari menindas, orang kaya yang beriman dan saleh, seharusnya menggunakan miliknya untuk memuliakan Allah dan menolong orang lain, khususnya saudara-saudara seimannya. Perhatikan beberapa kutipan berkenaan dengan hal ini.

Thomas Aquinas: “Man should not consider his outward possessions as his own, but as common to all, so as to share them without hesitation when others are in need” (= Manusia tidak boleh menganggap harta / milik lahiriahnya sebagai miliknya sendiri, tetapi umum bagi semua, sedemikian rupa sehingga membagikan miliknya tanpa ragu-ragu pada waktu orang lain ada dalam kebutuhan) - The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 494.
Houston (Texas) Times, All-Church Press:
“Use everything as if it belongs to God. It does. You are His steward” (= Gunakan segala sesuatu seakan-akan itu adalah milik Allah. Itu memang milik Allah. Engkau adalah pengurusNya) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 495.

Dorothy Dix: “Make no mistake about it, responsibilities toward other human beings are the greatest blessings God can send us” (= Jangan salah tentang hal ini, tanggung jawab terhadap orang-orang lain merupakan berkat terbesar yang bisa Allah kirimkan kepada kita) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 59.

Heinrich Heine: “Money spent on myself may be a millstone about my neck; money spent on others may give me wings like the angels” (= Uang yang dihabiskan / digunakan untuk diriku sendiri bisa seperti sebuah batu kilangan di sekeliling leherku; uang yang dihabiskan / digunakan untuk orang-orang lain bisa memberiku sayap seperti malaikat-malaikat) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 463.

Billy Graham: "Allah telah memberi kita dua tangan - satu digunakan untuk menerima dan yang lain untuk memberi. Kita bukanlah tangki / bak air yang dibuat untuk menimbun; kita adalah saluran yang dibuat untuk membagikan" - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 241.

William Penn: “Do good with what thou hast; or it will do thee no good” (= Lakukanlah yang baik dengan apa yang engkau miliki; atau itu tidak melakukan apapun yang baik bagimu) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 243.
 
Richard Braunstein: “It is possible to give without loving, but it is impossible to love without giving” (= Adalah mungkin untuk memberi tanpa mengasihi, tetapi adalah tidak mungkin untuk mengasihi tanpa memberi) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 240.

Anonymous: “Charity is injurious unless it helps the recipient to become independent of it” (= Amal itu merugikan / berbahaya kecuali itu menolong si penerima untuk menjadi tidak tergantung padanya) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 69.

3)   Hidup berfoya-foya (ay 5).
Ay 5: “Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan”.

Kitab Suci memang tidak menyuruh kita untuk hidup sebagai pertapa. Kitab Suci tidak melarang kita untuk berpesta / bersenang-senang. Tetapi orang kaya di sini, melakukannya secara kelewat batas. Mereka berpesta pora dan memuaskan hati mereka setiap hari.
Kata-kata ‘hari penyembelihan’ menunjuk pada hari raya orang Yahudi (semacam Thanksgiving Day di Amerika), dimana mereka menyembelih binatang, sebagian dagingnya untuk korban dan sebagian lagi untuk dimakan dalam pesta. Orang-orang kaya ini hidup seakan-akan setiap hari adalah hari penyembelihan.

Bdk. Luk 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat”.

Penerapan: Apakah saudara termasuk orang yang hidup berfoya-foya dan senang menghamburkan uang tanpa penguasaan diri? Bertobatlah dan gunakan uang itu untuk hal-hal yang lebih memuliakan Tuhan.

4)   Menghukum dan membunuh orang benar (ay 6).
Ay 6: “Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu”.

Ada 2 faktor yang memberatkan kesalahan mereka:
a)   Yang dihukum dan dibunuh adalah ‘orang yang benar’.
Tentang siapa yang dimaksud dengan ‘orang yang benar’ di sini, ada yang mengatakan Yesus, Yohanes Pembaptis, Stefanus, atau orang kristen.
b)   Yang dibunuh tidak melawan, karena memang tidak dapat melawan.

The Bible Exposition Commentary: New Testament (tentang Yak 5:6): “‘What is the Golden Rule?’ asked a character in a comic strip. His friend answered, ‘Whoever has the gold makes the rules!’” (= ‘Apa Peraturan Emas itu?’ tanya seorang pemeran dalam suatu potongan komik. Temannya menjawab, ‘Siapapun yang mempunyai emas adalah yang membuat peraturan!’).
Catatan: Yang disebut ‘Golden Rule’ (= Peraturan Emas) adalah Mat 7:12a - “‘Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”.

Ini lelucon, tetapi juga merupakan fakta dimana-mana. Orang kaya berkuasa, dan bisa berbuat apa saja, termasuk melanggar hukum, dan menindas, dan bahkan membunuh orang miskin yang tidak bersalah!
Renungkan: Seringkah saudara menindas / berlaku sewenang-wenang terhadap orang yang miskin?

II) Akibat dosa.
Ay 4 diterjemahkan secara kurang benar oleh Kitab Suci Indone­sia.
Ay 4: Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu”.

Bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah ini.
NIV: ‘Look! The wages you failed to pay the workmen who mowed your fields are crying out against you. The cries of the harvesters have reached the ears of the Lord Almighty’ (= Lihat! Upah yang tidak engkau bayarkan kepada pekerja-pekerja yang memotong ladangmu berteriak menentang engkau. Teriakan dari para penuai telah mencapai telinga Tuhan yang mahakuasa).

Jadi dalam terjemahan NIV ini terlihat bahwa ada 2 teriakan (hal ini tidak terlihat dalam Kitab Suci Indonesia):

a)   Teriakan dari upah yang tidak dibayar.
Ini jelas bukan teriakan sungguh-sungguh, tetapi suatu kiasan yang artinya adalah bahwa Allah melihat ketidak-adilan itu. Bandingkan dengan teriakan darah Habil dalam Kej 4:10 - “FirmanNya: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah”.
Ini menunjukkan bahwa sekalipun orang yang ditindas itu tidak berteriak kepada Allah, tetapi Allah tetap melihat penindasan itu.

b)   Teriakan dari buruh yang tertindas.
Ini teriakan yang sungguh-sungguh, karena para buruh yang tertindas itu berteriak kepada Allah dalam doa, dan Allah mendengar doa mereka.

Dua hal ini menyebabkan Allah bertindak terhadap orang-orang kaya itu. Apa tindakan Allah?
1)   Memberi kesengsaraan kepada orang-orang kaya itu.
Ay 1: “Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!”.
Jangan mengira bahwa orang kaya tidak bisa sengsara! Mereka bisa mengalami ketidak-damaian, kegelisahan, kekuatiran, kekosongan dalam hati, kesumpekan, stress karena pekerjaan, penyakit dan macam-macam problem yang lain.

2)   Menghancurkan kekayaan mereka.
Ay 2-3: “(2) Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (3) Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir”.

Kalau setan bisa menghancurkan harta dan anak-anak Ayub dalam 1 hari, maka Allah pasti lebih berkuasa untuk menghan­curkan harta dari orang-orang kaya itu.
Kata-kata ‘busuk’, ‘ngengat’, dan ‘karat’ menunjukkan bahwa Allah bisa menghancurkan kekayaan mereka dengan bermacam-macam cara. Dan kalau dikatakan bahwa emas dan perak mereka berkarat, ini tidak berarti bahwa Kitab Suci betul-betul mempercayai bahwa emas dan perak bisa berkarat. Artinya adalah bahwa bagaimanapun hebatnya pengamanan mereka terha­dap harta mereka, Allah bisa menghancurkannya! Karena itu kalau saudara menyimpan uang saudara di bank (bank luar negeri sekalipun!), atau menyimpannya dalam bentuk emas dan permata, atau menyimpannya dalam bentuk US $, atau menyim­pannya dalam bentuk rumah atau tanah, atau menyimpannya dengan cara apapun yang saudara anggap paling aman, ingatlah bahwa kalau Allah mau, Ia tetap bisa menghancurkannya dalam sekejap mata!
Kehancuran kekayaan mereka adalah penderitaan yang terhebat bagi orang-orang yang cinta uang! Mungkin mula-mula hal ini hanya menimbulkan penderitaan batin, tetapi lalu bisa menja­di penderitaan jasmani, seperti pusing, sakit jantung, tekanan darah tinggi, sakit maag, dsb. Ini ditunjukkan oleh ay 3b yang berkata ‘karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api’.
 
III) Bagi orang miskin yang tertindas.

Sebetulnya bagian ini tidak ditujukan kepada orang-orang kaya, tetapi kepada orang-orang miskin yang tertindas. Calvin mengatakan bahwa bagian ini bukanlah suatu seruan untuk bertobat bagi orang-orang kaya itu. Calvin menafsirkan bahwa kata-kata ‘menangis dan merataplah’ dalam ay 1, artinya bukan ‘bertobatlah’, tetapi ‘celakalah’. Alasan Calvin: dalam ay 1 dikatakan ‘atas sengsara yang akan menimpa kamu’, bukan ‘supaya sengsara tidak menimpa kamu’.

Kalau demikian, apa artinya bagian ini untuk orang miskin yang tertindas?

1)   Janganlah menginginkan nasib orang kaya.
Ada banyak orang kristen miskin yang iri hati melihat nasib orang kafir yang kaya. Kalau saudara adalah orang yang seperti ini, bacalah dan renungkanlah Maz 73!
Ada banyak orang miskin, yang menderita karena kemiskinan­nya, dan berangan-angan untuk menjadi kaya, karena mereka mengira bahwa kalau mereka menjadi kaya maka pasti semua penderitaan mereka akan beres.

Bagi banyak orang, kaya atau miskin, uang adalah hal yang terpenting, yang bisa memberikan segala sesuatu kepada mereka. Tetapi apakah uang adalah hal yang terpenting? Dan apakah uang bisa memberikan segala sesuatu? Mari kita perhatikan beberapa kutipan di bawah ini.

What money cannot buy.
""Uang bisa membeli ranjang tetapi tidak bisa membeli tidur; buku-buku tetapi tidak otak; makanan tetapi tidak nafsu makan; pakaian bagus / perhiasan tetapi tidak kecantikan; rumah tetapi tidak suasana rumah yang menyenangkan; obat tetapi tidak kesehatan; barang-barang lux / kemewahan tetapi tidak kebudayaan; hiburan tetapi tidak kebahagiaan; agama tetapi tidak keselamatan; sebuah paspor kemana saja kecuali ke surga.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “It is good to have the things that money can buy, provided you also have the things that money cannot buy. What good is a $500,000 house if there is no home? Or a million-dollar diamond ring if there is no love?” (= Adalah baik untuk mempunyai hal-hal yang bisa dibeli dengan uang, asal engkau juga mempunyai hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Apa bagusnya sebuah rumah seharga 500.000 dilar jika di sana tidak ada suasana rumah yang baik? Atau sebuah cincin berlian segarga 1 juta dolar jika di sana tidak ada cinta?).

The Biblical Illustrator (New Testament): “A philosopher has said, ‘Though a man without money is poor, a man with nothing but money is still poorer.’” (= Seorang ahli filsafat pernah mengatakan: ‘Sekalipun seseorang tanpa uang adalah miskin, seseorang tanpa apapun kecuali uang adalah lebih miskin’.).

Pulpit Commentary: "Orang-orang yang mengorbankan segala sesuatu untuk uang akan segera mendapati bahwa mereka telah kehilangan hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang" - 2Raja 1:1-18, hal 9.

George Horace Lorimer: Adalah baik untuk mempunyai uang dan hal-hal yang bisa dibeli dengan uang, tetapi juga baik untuk kadang-kadang mengecheck dan memastikan bahwa engkau tidak kehilangan hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang" - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 463.

The will of Patrick Henry:
""""'Sekarang aku telah memberikan semua milikku kepada keluargaku; ada satu hal lagi yang aku berharap bisa memberikannya kepada mereka, dan itu adalah agama Kristen. Jika mereka mempunyai ini, dan aku tidak memberikan mereka satu senpun, mereka adalah orang kaya; tetapi jika mereka tidak mempunyai ini, dan aku memberikan seluruh dunia kepada mereka, mereka adalah orang miskin)"-  
‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 497.

Benjamin Franklin: "Uang tidak pernah dan tidak akan membuat orang berbahagia. Dalam uang tidak ada apapun yang menghasilkan kebahagiaan. Makin banyak yang dimiliki seseorang, makin banyak yang ia inginkan. Bukannya mengisi kekosongan tetapi sebaliknya uang membuat suatu kekosongan. Jika uang memuaskan suatu kebutuhan, maka uang lalu melipatgandakan kebutuhan itu dengan cara lain. Ini adalah amsal yang benar dari orang yang bijaksana: ‘Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan". - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 462-463.
Catatan: bagian terakhir itu dikutip dari Amsal 15:16.

Martin Luther: Kekayaan adalah pemberian / karunia yang bernilai paling rendah yang Allah bisa berikan kepada manusia. Apakah kekayaan itu dibandingkan dengan Firman Allah, pemberian / karunia yang berkenaan dengan tubuh, seperti kecantikan dan kesehatan, atau dibandingkan dengan pemberian / karunia pikiran, seperti pengertian, keahlian, hikmat! Tetapi manusia berjerih payah untuk kekayaan siang dan malam, dan tidak beristirahat. Karena itu Allah biasanya memberi kekayaan kepada orang-orang tolol, kepada siapa Ia tidak memberikan apapun yang lain". - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 242.

Matthew Henry: "Ada suatu beban kekuatiran, dalam mendapatkan kekayaan; ketakutan dalam mempertahankan / menyimpan mereka; pencobaan dalam menggunakan mereka; kesalahan dalam menyalah-gunakan mereka; kesedihan dalam kehilangan mereka; dan suatu beban pertanggung-jawaban pada akhirnya diberikan berkenaan dengan mereka" - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 571.

Seseorang memberikan komentar tentang uang / harta sebagai berikut: “Prize them less; when you possess them, let them not possess you” (= Hargailah mereka lebih rendah; kalau engkau memiliki mereka, jangan biarkan mereka memiliki eng­kau).

William Blake: Karena semua kekayaan dari dunia ini, Bisa merupakan pemberian dari setan dan raja-raja duniawi, Aku harus mencurigai bahwa aku menyembah setan, Jika aku berterima kasih kepada Allahku untuk hal-hal duniawi". - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 570.

Karena itu tinggalkan keinginan untuk menjadi kaya dan kalau saudara berdoa, berdoalah seperti Amsal 30:8-9 yang berbunyi: “(8) Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkan­lah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. (9) Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku”.

2)   Pada saat ditindas, ada 2 hal yang perlu saudara ingat:
a)   Bukanlah hal yang aneh kalau orang yang hidup benar itu mengalami penindasan (bdk. ay 6). Seseorang bahkan mengatakan: “I would suspect him not to be Abel that hath not Cain” (= Aku akan mencurigainya bukan sebagai Habil kalau ia tidak mempunyai Kain).
    b)   Percayalah bahwa Allah melihat ketidakadilan itu (bdk. ay 4a) dan bahwa Allah yang adil itu pasti akan bertindak pada waktuNya.

3)   Berdoalah dan percayalah bahwa Allah mendengar doa saudara (bdk. ay 4b).
Dalam ay 4 Allah disebut dengan istilah ‘Tuhan semesta alam’, yang dalam bahasa Yunani adalah KURIOU SABAOTH (Ibrani: YAHWEH TSEBAOTH), dan dalam bahasa Inggris adalah The Lord of hosts / army. Ini menunjukkan Allah sebagai penguasa seluruh alam semesta dan sebagai panglima balaten­tara surga (malaikat).
Kepada Allah yang seperti itulah kita berdoa, bukan kepada Allah yang tidak bisa berbuat apa-apa! Karena itu percaya­lah bahwa Ia mendengar doa saudara dan akan menolong sauda­ra! 

KESIMPULAN
Ingat....Jika anda memiliki segala-galanya (materi), janganlah anda menganggap bahwa hal itu membuktikan diri anda berkuasa atas hidup orang lain. Apa yang anda punya, itu hanya sebatas titipan Tuhan yang harus anda pertanggungjawabkan kembali kepada Tuhan. INGAT HAI ORANG-ORANG KAYA....JANGAN SOMBONG......!!!!  

MENGUSIR SETAN


 Markus 9:14-29
 
I) Anak yang kerasukan setan dan para murid Yesus.
 
1)   Anak yang kerasukan setan.
Ay 17-18a: “(17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18a) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang.
 
Dalam Mat 17:15 dikatakan ia sakit ayan dan sangat menderita. Dan dalam Mark 9:17 dikatakan bahwa roh jahat itu membisukan dia. Dalam Luk 9:39b dikatakan bahwa roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. Juga dalam Mark 9:18 dikatakan bahwa roh itu sering membanting-bantingnya, dan Mark 9:22 dan Mat 17:15 bahkan mengatakan bahwa ia sering diseret / dijatuhkan ke air atau ke api. Tindakan setan membanting-banting ini menyebabkan mulut anak itu berbusa, giginya berkertakan, dan tubuhnya kejang. Dan dalam Luk 9:42 bahkan dikatakan bahwa pada saat anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. 
 
Mat 17:15 - “katanya: ‘Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air”.
Mark 9:17,18,22 - “(17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18a) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. ... (22a) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya.
Luk 9:39,42 - “(39) Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. ... (42) Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya.
 
Hal-hal ini kelihatannya mirip dengan apa yang banyak terjadi dalam kalangan Kharismatik / Pentakosta, tetapi yang mereka anggap sebagai pekerjaan Roh Kudus, seperti nggeblak, Toronto Blessing, dan sebagainya. Tetapi ingat, bahwa Kitab Suci menceritakan kepada kita bahwa setan, dan bukan Tuhan, yang suka membanting-banting orang (apalagi kalau orang itu seorang anak Tuhan). Jadi jelas bahwa text ini tidak bisa dijadikan dasar dari ‘nggeblak’ ataupun ‘Toronto Blessing’.
 
2)   Komentar Calvin tentang anak yang kerasukan ini.
Calvin: “Let us learn from this how many ways Satan has of injuring us, were it not that he is restrained by the hand of God. Our infirmities both of soul and body, which we feel to be innumerable, are so many darts with which Satan is supplied for wounding us. We are worse than stupid, if a condition so wretched does not arouse us to prayer” (= Hendaklah kita belajar dari sini betapa banyak cara yang dimiliki setan untuk melukai kita, seandainya ia tidak dikekang oleh tangan Allah. Kelemahan kita yang kita rasakan sangat banyak, baik jiwa maupun tubuh, adalah anak-anak panah yang begitu banyak dengan mana setan disuplai untuk melukai kita. Kita sangat bodoh, jika kondisi yang begitu buruk itu tidak membangunkan kita untuk berdoa) - hal 322-323.
 
Ay 21: anak itu ada dalam keadaan seperti itu sejak masa kecilnya.
Calvin: “If Satan was permitted to exert his power, to such an extent, on a person of that tender age, what reason have not we to fear, who are constantly exposing ourselves by our crime to deadly strokes, who even supply our enemy with darts, and on whom he might justly be permitted to spend his rage, if it were not kept under restraint by the astonishing goodness of God?” (= Jika setan diijinkan untuk menggunakan kekuatannya, sampai pada tingkat tertentu, pada seseorang yang begitu muda, apa alasannya yang membuat kita tidak takut, kita yang terus menerus membuka diri kita sendiri oleh kejahatan kita terhadap pukulan-pukulan yang mematikan, yang bahkan menyuplai musuh kita dengan anak panah, dan pada siapa ia secara benar bisa diijinkan untuk mengeluarkan kemarahannya, seandainya itu tidak dikekang oleh kebaikan yang mengherankan dari Allah?) - hal 323.
 
Jadi Calvin berpendapat bahwa dosa-dosa kita sebetulnya bisa menyebabkan Allah secara benar mengijinkan setan untuk menyerang kita. Bahkan dosa-dosa kita itu ia ibaratkan sebagai suatu suplai senjata dari kita kepada setan untuk ia gunakan menyerang kita! Tetapi Allah yang penuh dengan kasih karunia itu memang tidak memberikan kepada kita apa yang layak kita dapatkan, dan karena itu Ia mengekang setan, sehingga setan tidak bisa berbuat apapun selain yang Ia ijinkan.
 
3)   Para murid Yesus tidak dapat mengusir setan itu.
Ay 18b: anak itu sudah dibawa kepada murid-murid Yesus. Yang dimaksud dengan para murid di sini hanyalah 9 murid (kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus, karena yang tiga ini baru turun dari bukit bersama Yesus). Tetapi para murid ini tidak dapat mengusir setan itu. Padahal para murid pernah diberi kuasa mengusir setan (Mat 10:1,8  Mark 3:14,15  Mark 6:7  Luk 9:1), dan mereka pernah melakukannya dengan berhasil (Mark 6:13). Tetapi dalam kasus ini mereka gagal.
 
II) Anak itu dibawa kepada Yesus dan disembuhkan.
 
1)   Para murid tak mampu mengusir setan itu, sehingga anak itu dibawa kepada Yesus (ay 17-20).
Barclay: “It sometimes happens that people get less than they hoped for from some church or from some servant of the church. When that happens they ought to press beyond the church to the Master of the church, beyond the servant of Christ to Christ himself. The church may at times disappoint us, and God’s servant on earth may disappoint us. But when we battle our way face to face with Jesus Christ, he never disappoints us” (= Kadang-kadang terjadi dimana orang-orang mendapatkan lebih sedikit dari yang mereka harapkan dari gereja atau pelayan gereja tertentu. Pada saat itu terjadi, mereka harus mendesak melampaui gereja kepada Tuan dari gereja, melampaui pelayan Kristus kepada Kristus sendiri. Gereja kadang-kadang bisa mengecewakan kita, dan pelayan Allah di bumi bisa mengecewakan kita. Tetapi pada waktu kita berjuang untuk bertemu muka dengan muka dengan Yesus Kristus, Ia tidak pernah mengecewakan kita) - hal 218.
 
2) Pada saat anak itu dibawa ke hadapan Yesus, setan itu menggoncang-goncangnya / membanting-bantingnya sehingga anak itu terpelanting dan mulutnya berbusa.
Ay 20: “Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa”.
 
Waktu anak itu dibawa kepada Kristus, setannya marah. Karena itu kalau kita sendiri mendekat kepada Kristus, kita harus waspada terhadap serangan setan. Calvin juga mengatakan (hal 324) bahwa ada sesuatu yang positif di sini, yaitu bahwa pada saat penderitaan / kesengsaraan kita sudah begitu hebat sehingga kita hampir mati, maka saat itulah Tuhan menolong kita.
 
3)   Ayah anak itu meminta tolong kepada Yesus.
 
a)   Ayah anak itu minta tolong tanpa iman, dan Yesus menekankan perlunya iman.
Ay 22b-23: “(22b) Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’ (23) Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’”.
 
William Hendriksen: “Though it is not true that Jesus never healed anyone unless that person manifested genuine faith, it is true that he placed great emphasis on faith” (= Sekalipun merupakan sesuatu yang tidak benar bahwa Yesus tidak pernah menyembuhkan siapapun kecuali orang itu menyatakan iman yang sejati, tetapi merupakan sesuatu yang benar bahwa Ia memberikan penekanan yang besar pada iman) - hal 349.
 
Calvin: “it is not the Lord that prevents his benefits from flowing to us in large abundance, but that it must be attributed to the narrowness of our faith, that it comes to us only in drops, and that frequently we do not feel even a drop, because unbelief shuts up our heart” (= bukan Tuhan yang mencegah kebaikanNya mengalir kepada kita secara berlimpah-limpah, tetapi karena sempitnya iman kita maka kebaikanNya datang kepada kita hanya dalam tetes-tetes, dan seringkali kita bahkan tidak merasa satu tetespun, karena ketidak-percayaan menutup hati kita) - hal 325.
 
Calvin juga mengatakan (hal 325) bahwa bagian ini tidak menunjukkan bahwa seseorang bisa mengusahakan iman dengan kekuatannya sendiri. Bagian ini hanya mencela orang yang tidak / kurang beriman.
 
b)   Ayah itu menyatakan iman, tetapi mengakui bahwa imannya lemah / tidak sempurna.
Ay 24: “Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!’”.
Calvin: “These two statements may appear to contradict each other, but there is none of us that does not experience both of them in himself. As our faith is never perfect, it follows that we are partly unbelievers, but God forgives us, and exercises such forbearance towards us, as to reckon us believers on account of a small portion of faith” (= Kedua pernyataan ini kelihatannya bertentangan satu sama lain, tetapi tidak ada satupun dari kita yang tidak mengalami keduanya dalam dirinya sendiri. Karena iman kita tidak pernah sempurna, sebagai akibatnya kita tidak percaya sepenuhnya, tetapi Allah mengampuni kita, dan sabar terhadap kita, sehingga menganggap kita percaya sekalipun kita hanya mempunyai sebagian kecil iman) - hal 325-326.
Tetapi tetap merupakan kewajiban kita untuk berjuang dan berdoa supaya iman kita diteguhkan.
 
4)   Yesus mengusir roh jahat itu dan menyembuhkan anak itu (ay 25-27).
 
III) Mengapa para murid tidak bisa menyembuhkan?
 
1)   Ini setan yang kuat.
Mark 9:28-29 - “(28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.
 
William Hendriksen: “‘This kind’ says Jesus, ‘can come out only by prayer.’ He is saying, therefore, that in the world of the demon there are differences: some are more powerful and more malignant than others. The disciples, therefore, should not have allowed their faith to flag, their prayers to take a holiday. Not only does Jesus urge his followers to pray; he also encourages them to persevere in prayer” (= ‘Jenis ini’, kata Yesus, ‘bisa keluar hanya dengan doa’. Ia memaksudkan bahwa dalam dunia setan ada perbedaan-perbedaan: sebagian lebih kuat dan lebih jahat / membahayakan dari pada yang lain. Karena itu, murid-murid tidak boleh mengijinkan iman mereka merosot, ataupun libur dalam berdoa. Yesus bukan hanya mendesak para pengikutNya untuk berdoa; tetapi Ia juga mendorong mereka untuk bertekun dalam doa) - hal 352.
Pulpit Commentary: “there are different degrees of malice and energy in evil spirits” (= ada tingkat-tingkat yang berbeda tentang kejahatan dan tenaga dalam roh-roh jahat) - hal 6.
 
Ada 2 hal yang ingin saya bahas:
 
a)   Dalam kalangan setan ada perbedaan tingkat kejahatan, dalam arti setan yang satu lebih jahat dari pada yang lain.
Bdk. Mat 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.
Tetapi ini tidak berarti ada setan yang baik! Semua dukun, white magic, jin dsb, tetap jahat!
 
b)   Dalam kalangan setan ada perbedaan tingkat kekuatan, dalam arti setan yang satu lebih kuat dari setan yang lain.
Dalam persoalan ini ada 2 hal yang perlu dicamkan / dihayati:
 
1.  Setan yang paling kuatpun tidak ada artinya dibandingkan dengan Tuhan yang maha kuasa. Semua mereka adalah makhluk ciptaan, sehingga tentu tak ada artinya dibandingkan dengan si Pencipta. Disamping itu, dengan kebangkitan Kristus, semua setan ini sebetulnya sudah dikalahkan. Sekarang mereka masih diijinkan untuk menggoda / menakut-nakuti kita, tetapi nasib akhir mereka sudah pasti, yaitu dilempar ke neraka.

Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
Setan-setan itu sendiri tahu akan hal ini.
Mat 8:29b - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.
 
2.  Setan yang paling lemahpun adalah ex malaikat yang hanya kehilangan kesuciannya tetapi tidak kehilangan kekuatannya, sehingga jauh lebih kuat dari kita.
 
Kita perlu menghayati kedua point di atas ini, karena point pertama penting, supaya kita tidak takut kepada setan. Sedangkan point kedua penting supaya kita tidak meremehkan setan dan bersikap sembrono / mengandalkan kekuatan diri kita sendiri. Sikap yang benar adalah: tidak takut, tidak meremehkan, tetapi waspada dan bersandar kepada Tuhan.
 
2)   Mereka kurang beriman dan mereka kurang berdoa.
Mat 17:19-21 - “(19) Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?’ (20) Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (21) [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]’”.
Mark 9:28-29 - “(28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.
 
a)   Perhatikan bahwa Mat 17:21 ada dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa ayat itu diragukan keasliannya. Tetapi ayat paralelnya, yaitu Mark 9:29, tidak berada dalam tanda kurung tegak, dan merupakan ayat yang asli dari Kitab Suci. Tetapi berbeda dengan Mat 17:21, Mark 9:29 tidak mempunyai kata ‘berpuasa’.
 
b)   Kurang percaya / iman.
Yesus berkata mereka kurang percaya. Calvin menghubungkan iman ini dengan iman yang dibicarakan oleh Paulus dalam 1Kor 12:9 - “Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan”.

Calvin: “Christ is now speaking expressly about special faith, which had its secret instincts, as the circumstances required” (= Kristus sedang berbicara secara jelas tentang iman yang khusus, yang mempunyai naluri rahasia, seperti yang dibutuhkan oleh keadaan) - hal 327.
 
Clarke mengatakan (hal 179) bahwa ada orang yang menganggap bahwa ini adalah iman tingkat tertinggi, tetapi Clarke sendiri menganggap bahwa iman ini adalah iman yang bertumbuh / maju. Perlu diketahui bahwa kata ‘saja’ dalam Mat 17:20 sebetulnya tidak ada.
Mat 17:20 - “Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.
Bdk. Mat 13:32 - “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.’”.

Iman itu bertumbuh / maju, tentu saja kalau orangnya:
1.   Rajin belajar Firman Tuhan.
2.   Tekun berdoa.
3.   Sungguh-sungguh berusaha untuk mentaati Firman Tuhan. Ini mencakup pelayanan.
 
Pulpit Commentary (tentang Mat 17:20): “He means a faith real and trustful, though it be small and weak” (= Ia memaksudkan suatu iman yang nyata / sejati / sungguh-sungguh dan bisa dipercaya, sekalipun iman itu kecil dan lemah).
 
c)   Kurang berdoa.
Mark 9:29 tidak boleh diartikan bahwa para murid gagal karena pada saat itu mereka tidak berdoa. Ingat bahwa Yesus sendiri juga tidak berdoa pada saat itu. Yang dimaksud adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari mereka kurang berdoa / kurang dekat dengan Allah, sehingga pada saat itu mereka gagal mengusir setan.
 
Barclay: “When they were by themselves the disciples asked the cause of their failure. They were no doubt remembering that Jesus had sent them out to preach and heal and cast out devils (Mark 3:14,15). Why, then, had they this time so signally failed? Jesus answered quite simply that this kind of cure demanded prayer. In effect he said to them, ‘You don’t live close enough to God.’ They had been equipped with power, but it needed prayer to maintain it” (= Ketika mereka sedang sendirian murid-murid menanyakan penyebab dari kegagalan mereka. Tidak diragukan bahwa mereka ingat bahwa Yesus pernah mengutus mereka untuk berkhotbah dan menyembuhkan dan mengusir setan (Mark 3:14-15). Lalu mengapa pada saat ini mereka gagal dengan begitu menyolok? Yesus menjawab secara cukup sederhana bahwa jenis penyembuhan ini menuntut doa. Dengan kata lain Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak hidup cukup dekat dengan Allah’. Mereka telah diperlengkapi dengan kuasa, tetapi dibutuhkan doa untuk memeliharanya) - hal 219.
 
Mereka kurang percaya, dan mereka kurang berdoa. Itu sebabnya mereka tidak dapat mengusir setan yang kuat itu.
William Hendriksen: “Of course, these two go together. Where there is little faith, there is little prayer. Conversely, where there is an abundance of genuine, persevering faith, there is also fervent, unrelenting prayer” (= Tentu saja, dua hal ini berjalan bersama-sama. Dimana ada iman yang kecil, di sana ada doa yang sedikit. Sebaliknya, dimana ada banyak iman yang bertekun yang asli, di sana juga ada doa yang tak henti-hentinya dan yang sungguh-sungguh) - hal 351-352.
 
Kesimpulan / penutup.
Kalau mau menang terhadap setan, mendekatlah kepada Tuhan dengan banyak berdoa, belajar Firman Tuhan, dan mentaatinya. Tuhan memberkati saudara.