(Yoh.7:14-22)
Dalam khotbahnya, Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran tentang hal “Menghakimi Sesama”. Pengajaran ini muncul karena dilatarbelakangi oleh sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yamg begitu beraninya memberikan penilain kepada diriNya, tanpa ada penyelidikan secara seksama.
Dalam hal ini, Tuhan Yesus memberikan contoh praktis kepada kita dalam bertingkah laku, yaitu: bagaimana sikap kita dalam memperlakukan orang lain.
1. Apa yang saudara ketahui tentang istilah menghakimi?
Menghakimi (kata kerja) berasal dari kata "Hakim" (benda): "seseorang yang bertindak mengambil suatu keputusan dalam satu perkara berdasarkan suatu penilaian secara tepat dan benar (akurat). “Menghakimi” mempunyai konotasi negative, yaitu: "suatu tindakan secara radikal untuk memberikan penilain kepada kepada orang lain, tanpa adanya penyelidikan secara seksama."
2. Mengapa kita tidak diperkenan Tuhan untuk menghakimi orang lain? dan ciri-ciri dari sikap menghakimi itu adalah:
- menuduh
- mencari kesalahan orang lain
- menjatuhkan
- merusak hidup orang lain.
Hal ini dilahirkan dari sikap hati yang dengki atau yang kita kenal dengan sikap iri hati.
3. Apakah benar bahwa Mat.7:1-6 mempunyai arti:
- Bahwa Yesus meniadakan lembaga peradilan?
- Bahwa orang Kristen tidak boleh mengkritik orang lain?
4. Langkah-langkah yang harus kita buat supaya kita tidak mudah menghakimi orang lain?
- Belajar untuk mendengar & lambat utk berbicara & bertindak
- Belajar menerima kelebihan orang lain.
- Menyadari bahwa diri kita bukanlah Allah tetapi manusia yg telah jatuh dalam dosa alias belum sempurna adanya (Mat.7:1-3)
Kesimpulan
"Kunang di seberang lautan anda ketahui, tetapi selumbar daun dimata anda tidak anda ketahui", untuk itu jangan menghakimi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar