Jumat, 10 Februari 2012

MEMBERI PENILAIAN “SIKAP MENGHAKIMI"



(Yoh.7:14-22)

Dalam khotbahnya, Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran tentang hal “Menghakimi Sesama”. Pengajaran ini muncul karena dilatarbelakangi oleh sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yamg begitu beraninya memberikan penilain kepada diriNya, tanpa ada penyelidikan secara seksama.
Dalam hal ini, Tuhan Yesus memberikan contoh praktis kepada kita dalam bertingkah laku, yaitu: bagaimana sikap kita dalam memperlakukan orang lain.
 
1.    Apa yang saudara ketahui tentang istilah menghakimi?
Menghakimi (kata kerja) berasal dari kata "Hakim" (benda): "seseorang yang bertindak mengambil suatu keputusan dalam satu perkara berdasarkan suatu penilaian secara tepat dan benar (akurat). “Menghakimi” mempunyai konotasi negative, yaitu: "suatu tindakan secara radikal untuk memberikan penilain kepada kepada orang lain, tanpa adanya penyelidikan secara seksama."

2.  Mengapa kita tidak diperkenan Tuhan untuk menghakimi orang lain? dan ciri-ciri dari sikap menghakimi itu adalah: 
  • menuduh     
  • mencari kesalahan orang lain   
  • menjatuhkan      
  • merusak hidup orang lain.
Hal ini dilahirkan dari sikap hati yang dengki atau yang kita kenal dengan sikap iri hati.

3. Apakah benar bahwa Mat.7:1-6 mempunyai arti:
  • Bahwa Yesus meniadakan lembaga peradilan?
  • Bahwa orang Kristen tidak boleh mengkritik orang lain?

4. Langkah-langkah yang harus kita buat supaya kita tidak mudah menghakimi orang lain?
  • Belajar untuk mendengar & lambat utk berbicara & bertindak
  • Belajar menerima kelebihan  orang lain.
  • Menyadari bahwa diri kita bukanlah Allah tetapi manusia yg telah jatuh dalam dosa  alias belum sempurna adanya (Mat.7:1-3)
 Kesimpulan
"Kunang di seberang lautan anda ketahui, tetapi selumbar daun dimata anda tidak anda ketahui", untuk itu jangan menghakimi orang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar