(I TIM.3:1-13)
I. PENDAHULUAN
Tidaklah berlebihan jika Rasul Paulus menuliskan kualifikasi sebagai seorang pelayan Tuhan dalam surat I Timotius 3:1-13 begitu ketat dan teliti, karena dia tahu kepada siapa dia harus menghambakan dirinya..? Anologi perbandingan: orang yang menghambakan diri kepada sesama manusia aja harus memiliki kualifikasi tertentu Apalagi menghambakan diri kepada yang menciptakan alam semesta, yaitu Allah dalam Yesus Kristus. Contoh Lowongan pekerjaan sebagai analogi perbandingan dengan kualifikasi pekerja Tuhan.
Di butuhkan Marketing PT. Mapan, gaji menggiurkan dengan Kualifikasi sbb:
- Laki-laki/Perempuan usia max. 30 tahun
- IP kumulatif 3,0
- Nilai Matematika SMA rata-rata 7,0
- . Punya komunikasi yang baik
- . Loyal terhadap perusahaan
6. Pekerja keras
7. Punya kedisiplinan yang tinggi
II. DEFINISI
- Penilik jemaat, gembala sidang, penatua mempunyai arti yang sama yaitu: “pengawas jemaat” . penatua (bhs Yunani: Presbutes) artinya: “orang yang sudah tua. Penatua dan penilik jemaat adalah dua nama untuk jabatan yang sama (Titus 1:5,7). Tugas penilik jemaat adalah memelihara dan melindungi jemaat. Jadi penilik jemaat mempunyai pengertian sebagai “orang yang memperhatikan keperluan anggota jemaat/ orang yang menunjukkan apa yang harus dilakukan dalam suatu jemaat.
- Diaken (bhs Yunani: diakonos) artinya “orang yang melayani/ pembantu jemaat(Rm.16:1, I Kor.3:5, 2 Kor.3:6, Kol.1:23, 4:7) ’. Tugas diaken adalah membantu penilik jemaat/penatua untuk melayani anggota jemaat, memperhatikan orang-orang miskin dan mengatur keuangan jemaat.
“Sebagian besar orang hanya menerima kehidupannya, tetapi mereka tidak pernah mengarahkan hidupnya, sehingga mereka tidak pernah memahami potensi besar yang Tuhan tanamkan dalam hidupnya, yaitu sebagai seorang pelayan atau pemimpin”
“Anda tidak bisa memimpin orang lain sebelum anda belajar secara terus menerus memimpin diri sendiri”
Model pelayanan/kepemimpinan “tirulah aku, karena aku telah meniru Kristus” (I Kor.11:1)
III. ADAPUN SYARAT-SYARAT SEORANG PELAYAN/PEMIMPIN JEMAAT SBB:
A. Kualifikasi yang berhubungan dengan kepribadian/karakter
- Tak bercacat (ayat 2)/Tanpa cela (BIS): ini bukan berarti cacat fisik, tp cacat rohani. Namun demikian ini bukan berarti orang itu tidak berdosa, akan tetapi oleh jemaat kelakuan dan tindakannya dinilai jemaat tidak bercela.
- Dapat menahan diri (ayat 2)/tahu menahan diri: (bhs Yun) artinya suatu tindakan yang tidak melampaui batas/tidak berlebihan dalam segala hal yg dilakukan. Contoh: suka main pecat tanpa ada pembinaan terlebih dahulu.
- Bijaksana (ayat 2): tahu cara mengendalikan tindakan dan perasaan/tahu cara mengatakan tidak pada keinginannya sendiri. “menurut saya, salah satu pelajaran kepemimpinan tersulit dalam hidup ini adalah belajar berkata: tidak untuk hal-hal yang tidak penting. Pemimpin yang selalu mengatakan “ya” terhadap sesuatu yang tidak penting tidak akan pernah berbuat sesuatu yang besar.” Katakan “tidak” pada teman yang mengajak gossip, katakan “tidak” pada orang yg merencanakan penipuan dll. Pemimpin tdk mungkin bisa menyenangkan semua orang. Pemimpin tidak dapat menjadi segala sesuatu bagi semua orang.
- Sopan (ayat 2)/ tertib (BIS) : menggambarkan cara berpakain wanita (1 Tim 2:9)”keteraturan serta keadaan yang bebas dari kekacuan pikiran. Contoh: dalam ibadah mematikan HP.
- Suka memberi tumpangan (ayat 2): “teman bagi orang yang dia tidak kenal/ bersedia menerima sbg tamu orang yang sedang dalam perjalanan jauh”.
- Cakap mengajar orang (ayat 2): “mampu mengajarkan ajaran yang benar serta membuktikan keasalahan ajaran-ajaran sesat” (2 Tim.2:24).
- Bukan Peminum (ayat 3, 8): “kecanduan alcohol”, salah satu kebiasaan buruk masyarakat pada waktu itu. “anda tidak bisa bersahabat dengan orang2 negatif dan berharap bisa menjalani kehidupan positif, anda tidak bisa bergaul dgn orang2 pemalas dan berharap bisa menjadi orang rajin”.
- Bukan pemarah melainkan peramah (ayat 3): “suka memukul” – menggambarkan orang yang cepat marah dan tidak ragu-ragu menggunakan kekerasan terhadap orang yang mengganggunya. Orang yang cepat melayangkan pukulan terhadap orang lain. Contoh: menghargai perbedaan sbg kewajaran bukan suatu ancaman. Bagaimana mengelolah perbedaan, menemukan keunikan yg saling melengkapi dan menggunakannya untuk mencapai tujuan bersama.
- Pendamai (Ayat 3): “tidak suka memusuhi orang lain/ tidak cepat membantah orang lain”.
- Bukan hamba uang (ayat 3,8)/ bukan mata duitan (BIS): “serakah akan uang/cinta akan uang”
- Jangan seorang yang baru bertobat (ayat 6): “baru ditanam” – harus dewasa dalam iman.
- Jangan bercabang lidah: “suka menyebarkan cerita-cerita yang belum jelas kebenarannya”(ayat 8)
B. Kualifikasi yang berhubungan dengan keluarganya
- Seorang kepala keluarga yang baik (ayat 4,5)/ dapat mengatur rumah tangga yang baik (Bhs Yun): “ ia harus mampu mengurus keluarganya dengan baik sehingga anak-anaknya taat dan hormat kepadanya”.
“Kepemimpinan dimulai di rumah. Kesuksesan kita di keluarga mendukung kesuksesan kepemimpinan kita. Anda bisa aja berhasil diluar rumah, tetapi jika tidak didukung dengan keberhasilan kepemimpinan di rumah, lambat atau cepat hal itu akan menjadi potensi gangguan yg besar bg kepemimpinan anda di luar”.
- Suami dari satu isteri (ayat 2,12): dalam hal ini Rasul Paulus hanya menekankan kesetiaan seorang pelayan kepada istrinya. Sebab pada masa PB, ketidaksetiaan dalam pernikahan terutama sebelum seorang menjadi Kristen merupakan hal umum terjadi. Contoh: pertengkaran yang sehat: buat jadwal dan tema pertengkaran
- Istrinya adalah orang terhormat, tidak pemfitnah, dpt menahan diri dan dpt dipercaya dlm sgl hal (ayat 11). Contoh: ….cara memanggil suami dengan istilah yg hormat.
C. Kualifikasi yang berhubungan dengan jemaat
- Dapat memelihara rahasia iman/ Mereka harus berpegang teguh dengan hati nurani yang murni pada ajaran kepercayaan Kristen yang sudah dinyatakan oleh Allah. Rahasia yg telah terbuka itu menunjuk kpd iman. Iman menunjuk kpd ajaran yg telah diterima sbg sesuatu yg pasti dan benar. (ayat 9)
D. Kualifikasi yang berhubungan dengan masyarakat umum:
- Mempunyai nama baik dalam masyarakat (ayat 7a)
IV. Akibat dan Dampak bagi pelayanan yang memenuhi kualifikasi di atas:
- Tidak digugat orang lain, justru Menjadi berkat (7)
- Beroleh kedudukan yang baik dalam iman: “satu tingkat/anak tangga yang baik” artinya memperoleh nama yang baik, dihormati/ dihargai. (ayat 13)
- Dapat bersaksi dengan leluasa: “mampu berbicara dengan keberanian tentang kepercayaannya kepada orang lain. (ayat 13)
IV. Penutup
- Tuhan tidak menuntut kesempurnaan dari kita, tetapi menuntut hal yang terbaik dan yang berkenan kepada-Nya
- Untuk dapat mencapai kualifikasi sebagai pelayanan/pemimpin yang berintegritas tidak serta merta muncul dengan sendirinya, tetapi adanya kesediaan hati untuk dibentuk dan diproses oleh Tuhan.
Selamat memimpin dan mau dipimpin