I Kor.3:12-14, Filip 3:13-14
Hidup itu adalah pertandingan. William James mengatakan: “jika hidup ini bukanlah sebuah pertandingan yang sesungguhnya, yang di dalamnya segala sesuatu selalu di raih dengan sukses, hidup ini tidak lebih baik dari sebuah permainan drama pribadi dimana seseorang boleh menarik diri sesuka hati kapan saja. Tetapi hidup ini terasa seperti pertandingan, seakan-akan ada sesuatu yang liar di alam semesta yang dgn seluruh cita-cita dan keyakinan, perlu kita menangkan kembali.” Dalam nats yang kita pelajari, rasul Paulus mengilustrasikan kehidupan kekristenan itu dengan pertandingan atletik. Setiap orang percaya berada di arena pertandingan untuk berlari menuju garis finish. Hal inilah yang membedakannya dengan pertandingan duniawi. Dalam pertandigan duniawi yang bertanding hanya beberapa orang (menjadi peserta) yang lain sebagai penonton. Tetapi dalam pertandigan rohani setiap kita menjadi peserta pertandingan. (I Kor.9:25).
Setiap orang percaya ditentukan untuk menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang (band. Roma.8:37). Istilah “lebih dari pemenag” menunjukkan bahwa setiap orang Kristen memilki kans untuk menjadi pemenag sejati. Pemenang sejati adalah Seorang juara yang mempertahankan kemenangannya secara kontinyu, bukan menjadi juara sementara. Bagaimana menjadi pemenang sejati?
1. Tidak cepat merasa puas (Filp.3:12a)
Dalam ayat 12,Paulus berkata: “bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya”. Inilah penyataan dan filsafat seorang pemenag sejati. Paulus tidak menarasa puas dengan prestasi rohani yang sudah dicapainya saat itu, walaupun kita tahu berbagai prestasi rohani sudah dicapainya saat itu. Sifat tidak merasa puas dengan prestasi rohani yang sudah diraih akhirnya mendorong Paulus untuk meningkatkan dan berkarya lebih lagi dalam mempertahankan kemenangan yang sudah dan yang akan diraihnya.
Banyak orang Kristen merasa puas dengan prsestasi rohaninya, kenapa demikian? Karena sering membandingkan prestasinya dengan orang lain. Sering diantara kita berkata: saya lebih baik dari si anu dalam pelayanan, saya lebih baiiik…..! saat kita membandingkan diri dengan orang lain maka akan muncul dalam diri kepuasan. Kenapa Paulus memiliki sifat tidak merasa puas? Karena tidak pernah membandingkan prestasi rohaninya dengan orang lain, tetapi membandingkannya dengan Kristus. Ketika kita membandingkan apa yang telah kita perbuat dengan apa yang Yesus perbuat atas kita, maka akan mendorong kita untuk lebih berkarya lagi.
2. Melupakan apa yg ada di belakang (13a)
Seorang pelari haruslah menangggalkan ransel dibelakang punggungnya atau melupakan masa lalunya agar ia memiliki kecepatan berlari maksimal. Setiap org memiliki masa lalu. Untuk menjadi pemenang sejati maka kita harus berdamai dengan masa lalu kita. Kata “melupakan” dalam hal ini bukan berarti tidak mengingatnya, tetapi tidak lagi dipengaruhi atau dikuasai oleh masa lalu itu. Kalau hidup kita masih dipengaruhi atau di kuasai oleh masalalu kita, maka hal itu akan menghambat laju dinamika kerohanian kita. Perlu di ingat bahwa masa lalu tidak akan pernah menentukan masa depan kita. Tetapi masa depan kita di tentukan oleh masa Sekarang ini. Apa yang anda perbuat pada masa Sekarang ini menjadi penentu keberhasilan masa depan anda.
3. Mendisiplin diri (I Kor.9:27)
Pendisiplinan diri sangat diperlukan dalam suatu perlombaan. Untuk bisa menjadi pemenang perlu pendisiplinan diri. Banyak orang menempuh jalan yang mudah dan instan untuk mencapai apa yang digapai, yang penting sampai pada tujuan sekalipun tanpa pendisiplinan diri. Rasul Paulus mengatakan bahwa tak seorangpun pernah mencapai sesuatu tanpa disiplin diri yang keras.
4. Mengarahkan diri pada tujuan (filp.3:13b, I Kor.9:26)
Seorang pelari harus senantiasa memandang garis finish yang ada dihadapannya. Seorang pelari yang focus ke depan berarti ia tahu kemana tujuannya berlari. Ia tidak sekedar berlari, tetapi berlari pada tujuan (Bnd.1 Kor.9:26) untuk meraih hadiah atau mahkota yang kelak akan mjd miliknya. Ketika seorang pelari memandang serta menginginkan hadiah yang akan diraihnya, maka dalam dirinya akan muncul semangat/”andrenalin rohani” yang membantu ia untuk senantiasa menjadi pemenang sejati. Selamat bertanding
Kesimpulan:
"" Seorang pemenang sejati adalah seorang juara yg mempertahankan kemenangannya secara terus-menerus ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar